Quantcast
Channel: RIAU DAILY PHOTO
Viewing all 270 articles
Browse latest View live

Penobatan Pewaris Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan

$
0
0
Dentuman Lelo mengawali Penobatan Pewaris Kerajaan Rantau Kampar Kiri Gunung Sahilan. Dentuman tersebut sangat keras dan membuat sontak para tamu dan undangan kaget. Tengku Muhammad Nizar resmi dinobatkan sebagai pewaris Kerajaan Rantau Kampar Kiri di Istana Darussalam Koto Dalam, Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten  Kampar.

Tengku Muhammad Nizar SH.M.Hum dinobatkan oleh Drs. Tengku Akhyar bin Tengku Arifin bin Tengku Sulung menjadi Pewaris Kerajaan Rantau Kampar Kiri pada Tanggal 22 Januari 2017 , ia mengantikan Putra Mahkota Ayahanda Tengku Gazali yang dinobatkan menjadi raja pada 15 Juli 1941 namun Tengku Gazali belum naik tahta. 

Untuk meneruskan tahta kerajaan
Tengku Muhammad Nizar menjadi pewaris kerajaan setelah kerajaan ini sempat mengalami kekosongan pemimpin, sekaligus menjaga dan melestarikan budaya masyarakat Rantau Kampar Kiri dan penobatan yang dilakukan  ini adalah yang pertama kalinya setelah 87 tahun sebelumnya yaitu pada 1930 dilakukan penobatan pada raja sebelumnya, YDTB Tengku Sulung.

Sehari sebelum dilakukan penobatan dilakukan prosesi rantau baguluang, dimana para khalifah luak nan 4 bersama Datuk Singo akan berdatangan bersama ke Istana Gunung Sahilan. Mereka datang setelah melakukan prosesi rembuk adat di kekhalifahan Kuntu dan kemudian dilakukan prosesi arakan menghilir Sungai Kampar Kiri, selain itu juga dilakukan ritual mencuci benda-benda pusaka kerajaan.


Setelah dilakukan penobatan kemudian dilalukan pemasangan tanjak atau mahkota kerajaan dan juga pemasangan keris kepada Tengku Muhammad Nizar dan kemudian dilanjutkan penandatangan berita acara pengukuhan oleh Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan juga Pejabat Bupati Kampar Syahrial Abdi disaksikan ninik mamak, keluarga kerajaan, Ketua LAM Riau Al Azhar, Ketua DPRD Riau Septina Primawati Rusli, Raja-Raja Nusantara dan ribuan masyarakat dan setelah itu  Yang Mulia Yang Dipertuan Agung Tengku Muhammad Nizar menduduki singgasananya , dan kemudian acara penobatan ditutup dengan makan bejambau dan sebelumnya diawali pembacaan doa sebagai tanda syukur suksesnya acara penobatan.

PSPS Riau Resmi Perkenalkan Jersey dan Skuad Musim 2017

$
0
0
Kembali bergulirnya kompetisi resmi sepakbola ditanah air setelah beberapa tahun penuh kisruh dan banned dari FIFA. PSPS  Riau melakukan perombakan demi target kembali kekasta tertinggi sepakbola Indonesia tahun ini. Dimulai turun gunungnya Dirut PSPS yg langsung mengambil alih posisi Manajer, dibantu 3 asisten Manajer yg berkompeten dibidangnya, serta adanya posisi baru Humas Media Officer juga jadikan formasi manajemen yg lebih segar dan berkompeten.
 
Posisi Pelatih dan Jajaran Asisten masih dipercayakan pada pelatih yg sama sejak 2014. Trio coach yg mampu membawa PSPS meraih posisi 16 Besar DU 2014 dan 8 Besar ISC B 2016. Juga comebacknya Dokter dan Masseur tim PSPS sejak era 2000an keformasi official tim. Tak lupa Fisioteraphy makin mensolidkan kekuatan official team. Dalam komposisi pemain, Regulasi memaksa semua klub memburu pemain muda dibawah umur 25 tahun dan hanya 5 pemain diatas 25 tahun (Senior). Manajemen & Pelatih pun bergerak cepat bekerja dibursa transfer. 9 pemain terbaik asli Riau hasil seleksi siap tunjukkan kemampuan terbaiknya untuk bersaing dengan talenta muda lokal Nasional. Sebut saja ada eks pemain Timnas U-19 Juara Piala AFF U-19 2013 didalam skuad. Juga ada eks Kapten Timnas U-17 dan Juara Piala HKFA Hongkong 2013 bersama timnas Indonesia usia muda. Juga ada pemain yg sudah merasakan 2x Juara ISL U-21 di 2 klub berbeda. Ditunjang 4 pemain senior yg sudah malang melintang bersama klub-klub ISL semakin membuat materi skuad PSPS musim ini sangat menjanjikan dan solid.

Dan dengan dukungan sponsor serta suporter tentunya Askar Theking dan Curva Nord 1955 PSPS Riau, sudah mantap untuk menatap Liga 2 tahun 2017, dan bertempat di Pelataran Parkir Stadion Rumbai, Senin Malam tanggal 17 April 2017, resmi diperkenalkan ke publik skuad PSPS RIAU Tahun 2017 dan juga Jersey teranyar PSPS RIAU. Perkenalan Jersey diawali dengan hitungan mundur secara bersama-sama oleh Suporter dan dilanjutkan dengan pengguntingan pita Oleh Gubernur Riau bersama pelatih dan  manajemen PSPS RIAU.

Jersey PSPS RIAU tahun 2017 tampil beda dan unik, jersey ini merupakan rancangan dari warga  Pekanbaru yang bernama
sony andrio, sony berhasil memenangi sayembara jersey PSPS RIAU 2017. Jersey teranyar ini hadir dengan menonjolkan identitas lokal melayu yaitu pucuk rebung. 

source  : Instagram PSPSOFFICIAL

Wow Ulu Kasok Sepintas Terlihat Seperti raja Ampat

$
0
0
Ulu Kasok yang berada di Desa Koto Mesjid, Kenegerian Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar mendadak menjadi viral. Tempat tersebut menjadi perhatian netizen khususnya pengguna Instagram . Tidak terhitung banyaknya kendaraan yang parkir serta banyaknya orang yang datang untuk sekedar berphoto dan berselfie di Puncak Ulu kasok.  Kata orang-orang ini Raja Ampat Riau bang, makanya kami datang kesini biar kekinian kayak orang-orang ujar Roger salah satu pengunjung yang datang dari Pekanbaru.


Keindahan alam Ulu Kasok di Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar ternyata tak hanya viral di media sosial namun ternyata juga benar-benar telah mampu menarik minat belasan ribu orang datang ke puncak bukit Ulu Kasok untuk menikmati keindahan alam Danau PLTA Koto Panjang dari atas bukit yang cukup tinggi itu.


Terlihat sepintas Ulu Kasok seperti gugusan pulau-pulau di raja Ampat Papua Barat, bahkan banyak netizen menyebut Ulu kasok dengan Raja Ampat Riau bahkan menyebut Ulu kasok dengan Raja Ampat Sumatra. Namun sebagian netizen lain tidak setuju Ulu Kasok disebut dengan Raja Ampat ,
mereka beranggapan ini  biarlah menjadi ulukasok yang identik dengan pesonanya dan janganlah disamakan dengan raja ampat, salah seorang pengguna Instagram dengan akun vithoap berkomentar "Saran aku ya. Sebaiknya jangan sebut ulu kasok ini dengan sebutan raja ampat. Karena sebuah situs memiliki khas sendiri, kita punya nama ulu kasok ya seharusnya pakai lah nama itu sebagai identitas khas, jangan pakai nama raja ampat yang sudah mempunyai kekhas nya sendiri"



Tak dapat kita pungkiri bahwa Ulu Kasok yang saat ini menjadi viral merupakan tempat yang indah dan sangat  sayang dilewatkan bagi instagramable. Gugusan pulau pulau di danau ulu kasok merupakan titik keindahan lanskap yang memadukan birunya langit,hijau air danau dan vegetasi hijau pada gugusan pulau pulau tersebut menghadirkan pemandangan yang indah seperti di Raja Ampat Papua Barat. 

Ulu Kasok yang berada di Desa Koto Mesjid, Kenegerian Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar lokasi persisnya berada di Jalan Lintas Sumbar Riau Km 25 atau berada lebih kurang 4,5-5km setelah Gerbang Bendungan PLTA Koto Panjang, dan  disisi kiri jalan akan kita jumpai belokan ke arah kiri dan jalan tanjakan , disisi jalan tersebut nanti akan kita jumpai umbul-umbul atau baleho bertuliskan Objek Wisata Ulu Kasok, dan untuk mencapai puncak Ulu Kasok perjalanan dapat kita lanjutkhan dengan berjalan kaki  atau dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua.



Namun keindahan Ulu Kasok sedikit terusik dengan keberadaan sampah, para pengunjung membuang sampah sembarangan dan selain itu menurut pantauan kami tidak adanya tempat sampah ditenggarai menjadi kotornya Ulu Kasok, dan belum lagi dengan pungli ataupun kutipan iuran parkir ataupun masuk ke Objek Wisata,  menurut pantauan kami tidak ada harga standart untuk  objek wisata ini, dan terkadang pengelola objek wisata tidak memberikan karcia atau tanda ticket masuk, beberapa pengunjung sempat kami tanyakan terkait  biaya parkir serta masuk objek wisata, dan jawaban bervariasi yang kami dapatkan, ada yang membayar Rp.5.000 perorang, dan juga ada yang dipungut Rp.10.000 perorang, bahkan juga ada yang dipungut Rp.30.000  seperti yang dialami Rizki Staff Humas UR, menurut Rizki pada saat pulang ia diminta uang Rp.30.000 untuk parkir kendaraan Roda Empat.




Berikut Video Singkat Ulu Kasok 

Banyak Tempat Hits Baru di Tahun 2017, Ayo Liburan !

$
0
0
Soal tempat wisata, tidak perlu meragukan aset milik Indonesia. Semua pulau punya keindahannya masing-masing, dengan adat istiadat dan keelokan budaya yang unik dan berbeda satu sama lain. Pun keindahan alam yang amat luar biasa, seolah tak ada habisnya untuk dijelajahi.

Ada tempat wisata yang sudah lama terkenal sampai pelosok dunia. Ada pula tempat wisata Indonesia yang baru ngehits belakangan ini dan akhirnya dibangun habis-habisan. Biar kamu juga ikutan jadi anak yang ngehits, yuk liburan ke tempat wisata hits 2017 ini. Tentunya, pakai tiket pesawat dan hotel dari Traveloka.


Pulau Bawah












 
(sumber:gowest.id)

Pulau ini adalah bagian dari Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Letaknya di Laut Cina Selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, Singapura dan juga Pulau Kalimantan. 

Dilihat dari kawasannya saja sudah terbayang kan kalau pulau ini punya pantai yang indah. Selain itu Pulau Bawah juga memiliki resort dan laut berair jernih sebening kaca, dengan warna biru yang memukau.

Ombak di Pulau Bawah tidak terlalu besar, cenderung landai dan tenang. Cocok buat kamu yang suka bersantai di laut dengan mengapung di atas ban. Sempurna juga buat kamu yang suka menyelam, karena di sana ada banyak spot yang menarik.



Tur Lava di Kaliadem, Yogyakarta


(sumber:hello-pet.com)

Sisa letusan dari Gunung Merapi masih ada di kawasan Kaliadem, Yogyakarta. Liburan ke sana bukan hanya sekedar melihat pemandangan alam yang menakjubkan, dengan pasir guguran lava yang masih menghampar luas. Tapi juga mengenang mereka yang telah pergi karena pijaran lava Gunung Merapi beberapa tahun lalu. Belajar menghadapi bencana dari mereka yang tak mampu menyelamatkannya. Pulang dari Kaliadem, kamu bisa membawa abu vulkanik untuk jadi souvenir di rumah.



Pulau Pahawang



(sumber:pajeronation.com)

Pulau cantik ini terletak di Provinsi Lampung Selatan, tak jauh dari Banten. Tak perlu terbang, kamu cukup naik perahu saja dari Pelabuhan Ratu dan dapatkan pemandangan indah yang tak akan terlupakan.

Pulau Pahawang jadi tempat wisata hits 2017 karena keindahan alam bawah lautnya yang memikat. Snorkeling atau diving di Pahawang, kamu akan menemukan ikan-ikan cantik seperti Nemo si ikan badut dan juga terumbu karang yang amat memukau.


Tanjung Benoa, Bali



sumber:anekatepatwisata.com

Ingin menantang nyali di atas laut, Tanjung Benoa adalah tempat sempurna untuk melakukannya. Di sana ada banyak atraksi menantang adrenalin yang bisa kamu coba. Mulai dari flyboarding yang akan meluncurkanmu secara vertikal dan kemudian terjun dengan posisi menantang. Sampai dengan parasailing yang wajib dicoba kalau main ke Tanjung Benoa.



Desa Wae Rebo, Sumba













 
(sumber:hipwee.com)

 
Kawasan Indonesia Timur sekarang jadi favorit para wisatawan dari dalam dan luar negeri. Tak hanya karena keindahan alamnya semata, tapi juga adat budaya yang masih terjaga. Seperti cantiknya Desa Wae Rebo di Pulau Sumba ini.

Rumah-rumah dengan bentuk kerucut yang terbuat dari kayu dan ilalang sampai sekarang masih berdiri dengan megah di sana. Masing-masing berdiri berdampingan, membentuk setengah lingkaran dan menjadi kampung kecil dengan lingaran di tengah-tengahnya. Di samping kanan dan kiri kampung berdiri bukit-bukit dengan pemandangan senja yang indah. 

Sebuah tempat liburan sempurna untuk kamu yang tidak hanya ingin melihat pemandangan alam indah. Tapi juga belajar budaya dan adat istiadat masyarakat di sekitar tempat wisata hits 2017 di Indonesia ini. Dan jangan lupa bawa pulang kain tenun khas Sumba sebagai oleh-oleh.

Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Provinsi Riau

$
0
0
Zapin Api, Warisan Benda Tak Budaya Bengkalis
Untuk mewujudkan Visi Provinsi Riau pada tahun 2020, Pemerintah Provisi  Riau menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2016 tentang OPD baru, dan Peraturan Gubernur Nomor 82 tahun tentang SOTK Dinas Kebudayaan (Disbud).
Dengan terbentuknya Dinas Kebudayaan tersebut, Pemprov Riau berupaya semaksimal mungkin untuk mewujudkan Visi Riau tahun 2020 dengan prioritas program pengelolaan kekayaan budaya, pengelolaan keragaman budaya dan pengembangan nilai budaya.

Salah satu contoh dan aksi nyata dari pengelolaan kekayaan budaya, pengelolaan keragaman budaya dan pengembangan nilai budaya tersebut adalah pengakuan  terhadap warisan Budaya baik itu berupa benda ataupun tidak benda. Untuk Warisan Budaya Tak benda saat ini ada 21 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang dimiliki Provinsi Riau. Sebagian warisan tersebut telah  mendapat sertifikat dan pengakuan dari  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 


Apa Itu Warisan Budaya Tak Benda ? , dan apa saja Warisan Budaya Tak Benda dari Provinsi Riau yang telah mendapat pengakuan dari Pemerintah ?


Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) adalah  warisan budaya yang tidak bisa diindera dengan mata dan tangan, namun jelas ada di sekitar kita seperti  musik atau bunyi-bunyian, alat musiknya termasuk pada warisan budaya benda, namun bagaimana dengan bunyi musiknya yang tidak bisa diindera? Inilah yang dimaksud dengan warisan budaya tak benda.

Untuk melindungi Warisan Budaya Tak Benda yang ada diseluruh Indonesia, maka pemerintah melakukan upaya penetapan. Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia merupakan upaya pemberian status Budaya Tak Benda menjadi bentuk Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang dilakukan oleh Menteri berdasarkan atas rekomendasi Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Proses penetapan ini melibatkan berbagai pihak, diantaranya Pemerintah, Pemerintah Daerah, BPNB, dan masyarakat.

Budaya Tak Benda yang akan ditetapkan tersebut merupakan Budaya Tak Benda yang berada di wilayah Indonesia dan sesuai dengan klasifikasi Budaya Tak Benda yang telah ditetapkan Konvensi UNESCO Tahun 2003, yaitu tradisi dan ekspresi lisan, diantaranya adalah:
  •  Adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan
  • Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta
  •  Seni pertunjukan
  • kemahiran kerajinan tradisional.

  
Sedangkan klasifikasi Budaya Tak Benda di Indonesia dapat dikelompokkan dengan kriteria sebagai berikut : 
  • Adat istiadat masyarakat, ritus & perayaan-perayaan, sistem ekonomi tradisional, sistem organisasi sosial, upacara tradisional.
  • Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, termasuk pengetahuan tradisional, kearifan lokal, pengobatan tradisional .
  • Seni Pertunjukan, termasuk seni visual, seni teater, seni suara, seni tari, seni musik, film. 
  • Kemahiran kerajinan tradisional, termasuk seni lukis, seni pahat/ukir, arsitektur tradisional, pakaian tradisional, aksesories tradisional, makanan & minuman tradisional, moda transportasi tradisional.
  •  Tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda, termasuk cerita rakyat, naskah kuno, permainan tradisional

Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Provinsi Riau yang telah mendapat pengakuan hingga saat ini berjumlah 21, sebagai berikut :
  1. Tenun Siak (Kabupaten Siak)
  2.  Koba (Kabupaten Rokan Hulu)
  3.  Pacu Jalur (Kabupaten Kuantan Singingi)
  4. Menumbai (Kabupaten Pelalawan) 
  5. Randai - Kabupaten Kuantan Singingi
  6. Nyanyi Panjang (Kabupaten Pelalawan)
  7. Badewo Bonai (Kabupaten Rokan Hulu)
  8. Debus (Kabupaten Indragiri Hulu)
  9. Calempong Oguong (Kabupaten Kampar)
  10. Joget Sonde (Kabupaten Kepulauan Meranti)
  11. Tunjuk ajar Melayu
  12.  Silat Perisai (Kabupaten Kampar)
  13. Sijobang Buwong Gasiong (Kabupaten Kampar)
  14. Zapin Api (Kabupaten Bengkalis)
  15.  Zapin Meskom (Kabupaten Bengkalis)
  16.  Perahu Beganduang (Kuantan Singingi)
  17. Batobo (Kabupaten Kampar)
  18. Rumah Lontiok (Kabupaten Kampar)
  19. Menongkah (Kabupaten Indragiri Hilir)
  20.  Selembayung Riau
  21.  Onduo Rokan (Kabupaten Rokan Hulu)


    Bedewo Bonai

    $
    0
    0
    Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud telah menetapkan Bedewo dari Suku Bonai Kabupaten Rokan Hulu sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2016, penetapan Bedewo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) membutuhkan proses yang panjang dn seleksi yang ketat,  pada awanya dihasilkan  474  karya budaya yang diajukan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Seluruh 474 karya budaya yang diajukan kemudian dilakukan proses seleksi pada Rapat Koordinasi I Tim Ahli Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, proses seleksi terhadap 474 usulan karya budaya tak benda dilakukan berdasarkan kelengkapan administrasi berupa formulir pencatatan dan data dukungnya. Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh tim ahli dan narasumber di rapat tersebut menghasilkan 271 karya budaya yang akan diseleksi kembali pada Rapat Koordinasi II Tim Ahli Warisan Budaya dan kemudian seleksi hingga akhirnya ditetapkan 150  Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia Tahun 2016.


    Badewo atau juga disebut dengan bedewo berasal dari kata ‘berdewa’, yakni sejenis upacara ritual pengobatan penyakit yang dilakukan dengan memanggil dewa-dewa kepercayaan masyarakat pedalaman suku Bonai. Dewa setara dengan peri, mambang, hantu dan jin yang dianggap memiliki kesaktian dan memberikan pengobatan pada keluarga atau masyarakat yang sakit. Dalam satu bulan, badewo ini bisa dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali ataupun tergantung jumlah yang sakit. Tradisi pengobatan ini dianggap cukup berkhasiat dibandingkan dengan pengobatan medis. Itulah sebabnya tradisi ini hingga saat ini masih dilakukan oleh suku pedalaman di Rokan Hulu secara turun temurun. Dengan menggunakan mantera-mantera khusus, seorang pawang atau dukun akan memanggil jin untuk membantu proses pengobatan, saat ini Ritual Badewo dapat kita jumpai di Keamatan Kapenuhan Kabupaten Rokan Hulu.



    Upacara Bedewo Bonai biasanya dilakukan di malam hari, sesuai dengan karakter jin atau syaitan yang lebih suka beraktivitas di malam hari. Dipimpin seorang dukun atau yang disebut dengan kemantan, ritual ini dijalankan dengan menggunakan mantera-mantera. Kumantan akan membaca mantera memanggil jin yang akan masuk pada tubuh pasien yang sakit. Selanjutnya, kemantan akan bercakap-cakap dengan jin yang sudah masuk ke dalam tubuh pasien untuk membantu proses penyembuhan. Terjadi pembicaraan antara kemantan dengan jin yang menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien.

    Penyakit-penyakit yang bersumber dari roh-roh halus akan sembuh jika ritual dilakukan secara benar atas petunjuk jin. "pasien yang sakit" ditidurkan disekitar balai (property ritual bedewo), kemudian dukun atau kumantan berdialog dengan jin dan selanjutnya kumantan akan melakukan ritual penyembuhan.


    Penasarn dengan proses Bedewo ? proses tersebut bisa kita saksikan di video berikut : 


    Danau Naga Sakti

    $
    0
    0
    Bila di Sumatera Utara kita mengenal Danau Toba dengan sejuta kisah cerita legenda masyarakatnya yang unik dan menarik, maka di Riau tepatnya di Siak kita menemukan kawasan destinasi wisata alam yang tidak kalah menariknya yaitu Danau Naga Sakti. 

    Danau Naga Sakti berada di Kampung Dosan, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak. Danau Naga Sakti memiliki keunikan tersendiri dari danau-danau yang lainnya, salah satunya air yang berada di danau tersebut selalu hangat, baik kondisi siang maupun pada malam hari dengan warna airnya terlihat seperti teh, dan itu merupakan dampak dari efek lahan gambut yang ada di daerah tersebut.

    Potensi Wisata Danau Naga Sakti cukup menjanjikan, hanya saja saat ini belum dikelola secara maksimal, menurut masyarakat sekitar, sejak Pak Camat Baru Andi Putra Danau ini menjadi lebih baik, dan Danau ini seperti disulap seketika. beberapa wahana permainan sudah ada ada, dan beberapa homestay atau rumah tempat beristirahat juga sudah ada.






    LEGENDA DANAU NAGA SAKTI


    Danau   Naga Sakti berada diantara dua perusahaan besar yaitu  sumur ladang minyak milik BOB dan hutan HTI milik PT. Sinarmas. Danau yang memiliki luas sekitar 400 hektar, terbentang diselimuti hutan dan semak-semak. Seakan tidak terjamah oleh pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata yang menjadi salah satu andalan. Legenda ataupun  mitos yang berkembang ditengah masyarakat sekitar, Danau Naga Sakti terbentuk pada zaman dahulu kala di sebuah desa bernama Pebadaran hiduplah seorang wanita yang kemudian melahirkan anak berwujud seekor ular. Karena sayang terhadap anaknya, dipeliharalah anak wujud ular itu hingga memasuki dewasa dan menjadi tumbuh besar. Sementara itu, masyarakat sekitar desa yang mengetahui hal itu menjadi resah. Khawatir akan menimbulkan bahaya bagi kehidupan sekitar lingkungannya. Akhirnya, sang ibu pun mengusir sang anak yang berwujud ular tersebut untuk pergi meninggalkan kampung. Selanjutnya, sang anak yang berwujud ular itu pun pergi menuju danau itu dan hingga kini bertempat tinggal di danau tersebut. Selanjutnya sang ibu, yang telah ditinggal sang anaknya pun bermimpi. Kalau ingin bertemu supaya datang ketepian danau itu. Singkat cerita masyarakat pun akhirnya memberikan nama danau itu dengan julukan Danau Naga Sakti, dengan artian ular yang sakti. Konon menurut cerita masyarakat dahulunya setiap setahun sekali timbul makluk mirip naga sehingga diberi nama Danau Naga. 


    Bank Nasional Pekanbaru

    $
    0
    0




    Pekanbaru dulunya merupakan salah satu pusat Bisnis di Sumatra, dan ini dibuktikan dengan hadirnya Perbankan di Kota Pekanbaru. Bangunan Tua di Jalan Ahmad Yani (dahulu Jalan Bangkinang) merupakan saksi bisu hadirnya sebuah Bank di Kota Pekanbaru, Bangunan tersebut dulunya merupakan Kantor Cabang Bank Nasional, kini Bangunan tua tersebut sudah tidak terawat dan terakhir bangunan tersebut merupakan Kantor Oditurat Militer I-03 Unit Pelaksana Teknis Pekanbaru.









    Bank Nasional Abuan Saudagar didirikan pada 27 Desember 1930 di Bukittinggi, dan kiprah Bank ini di Perbankan Nasional berakhir pada  Oktober 1999 dengan nama PT. Bank Nusa Nasional sebagai bank take over (bto) yang dimerger pemerintah bersama 11 bto lainnya menjadi Bank Danamon. 




    Gedung Eks Kantor Gubernur Jendral Belanda

    $
    0
    0
    Salah satu gedung Tua di Pekanbaru. Gedung ini merupakan Museum Penyiaran RRI Pekanbaru. 


    Dulunya gedung ini merupakan Gedung RRI Pekanbaru dan saat ini sudah beralih fungsi menjadi Museum Penyiaran, sayangnya museum ini selalu tutup.

    Gedung ini dibangun pada tahun 1930 dan merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda di Pekanbaru yang masih tersisa hingga saat ini. Keberadaan gedung RRI Pekanbaru diikuti oleh peristiwa sejarah mulai dari periode pemerintahan kolonial Belanda, pendudukan tentara Jepang, perjuangan Kemerdekaan RI, sampai dengan periode pemberontakan PRRI di Sumatera. Selama 11 tahun (1931-1942), gedung RRI Pekanbaru ini berfungsi sebagai Kantor Controleur Belanda (Komplek Perkantoran Gubernur Jenderal Belanda), merupakan tempat kedudukan Controleur Kampar Kiri yang dipindahkan ke Pekanbaru. Selama 3 tahun (8 Maret 1942 - 15 Agustus 1945), gedung RRI Pekanbaru dijadikan rumah kediaman Riau Syucokan Makino Shuzaburro, seorang Gubernur dari Militer Jepang yang mengepalai Riau Syu dan berkedudukan di Pekanbaru. Pada 1 Maret 1957, gedung ini difungsikan sebagai pusat pemberitaan oleh Tim PENAD (Penerangan Angkatan Darat) dengan tenaga dari RRI Pusat yang dipimpin oleh Kapten Syamsuri dari RTPI Jakarta dalam upaya untuk membebaskan rakyat di wilayah Riau daratan dan Riau lautan yang ketika itu dikuasai oleh Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Tahun 1958, penggunaan gedung diserahkan kepada RRI. Gedung ini berada di pertigaan Jalan Ahmad Yani dan Jalan Juanda Pekanbaru. 



    Senjata Tradisional se Sumatera di Pamerkan di Pekanbar

    $
    0
    0
    Museum Sang Nila Utama Provinsi Riau menggelar Pameran Bersama Museum se-Sumatera, Pameran bersama museum se-Sumatera ini berlokasi di Museum Sang Nila Utama  yang terletak  di Jl. Jenderal Sudirman Pekanbaru. Pameran berlangsung sejak tanggal 26 September hingga 24 Oktober 2019 dari pukul 08.30 sampai dengan 17.00 WIB. Pameran Bersama Museum Sumatera menggelar Pameran Senjata Tradisional Se-Sumatera dan Pameran yang di Pekanbaru ini adalah Pameran Museum Bersama yang ke 5 dan sebelumnya telah dilakukan di Provinsi yang berbeda dan tiap Provinsi bergilir menjadi Tuan Rumah. Pada Pameran kali ini memamerkan sebanyak 79 senjata tradisional yang  berasal dari Aceh 7 koleksi, Sumatera Utara 12 koleksi, Sumatera Barat 8, Riau 16 koleksi, Jambi 7 koleksi, Bengkulu 12 koleksi, Sumatera Selatan 9 koleksi dan Lampung 8 koleksi.

    Pameran Museum ini diikuti oleh 8 Museum Provinsi di Sumatera yaitu Museum Sang Nila Utama Riau selaku Tuan Rumah,  Museum Negeri Nagroe Aceh Darussalam, Museum Negeri Sumatera Utara,Museum Adityawarman Sumatera Barat, Museum Siginjei Jambi, Museum Negeri Bengkulu,Museum Bala Putera Dewa Sumatera Selatan, Museum Ruwa Jurai Lampung



      Pameran Bersama Museum se- Sumatera ini bertajuk "Senjata Tradisional Sumatera" dengan tema Senjata Tradisional Dalam Bingkai Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat Sumatera. Berdasarkan pantauan kami Pameran bersama ini cukup di repon masyarakat Pekanbaru dan seitarnya, terutama Pelajar yang ada di pekanbaru, Ela salah satu pelajar SD di pekanbaru menuturkn bahwa ia mendapat tugas dari Guru untuk melihat pameran dan juga mencatatnya. Ibu Agustina Guru Pendamping Ela menuturkan kami cukup berterima kasih kepada Dinas kebudayaan Riau yang menggelar Pameran Bersama ini, cukup banyak tambahan pengetahuan bagi kami, minimal kami menetahui dan melihat langsung Senjata senjata yang ada di Pulau Sumatera.

      Senjata Tradisional Upacara Adat Se-Sumatra
      Pameran Senjata Tradisional Sumatera ini dapat digolongkan atas :
      • Senjata untuk mengolah makanan merupakan senjata yang digunakan untuk mengolah makanan berupa senjata tajam untuk memotong hewan atau tumbuhan.
      •  Senjata untuk berburu.
      • Senjata untuk membela diri.
      • Senjata untuk menyerang
      • Senjata untuk upacara adat
      • Perubahan Fungsi Senjata dipakai untuk beberapa fungsi lainnya seperti pertunjukan debus/dabus.
      • Perkembangan senjata tradisional, yaitu perubahan nilai dan fungsi senjata yang digunakan sebagai hadiah (souvenir), hiasan, lambang daerah, tugu.

      Senjata koleksi dalam Pameran Senjata Tradisional se-Sumatera 2019
      • Senjata Mengolah Makanan
        1. Parang Enggano
        2. Parang Pendek
        3.  Palitei
        4.  Pisau Tumbuk Lado
        5. Sumateralith Kapak Genggam
        6.  Parang Pendek


          Senjata Tradisional Berburu se SumateraAdd caption

      •  Senjata Berburu
        1. Buk-buk
        2. Mata Tombak
        3. Panah
        4. Panah Sakai
        5. Serampang Mata Satu 
        6. Serampang Mata Tiga 
        7. Sumpit 
        8.  Sumpit Suku Sakai
        9. Tombak 
          Senjata Tradisional Membela Diri se Sumatera


      • Senjata Membela Diri
        1. Badik
        2.  Kerambit
        3.  Kuduk
        4. Pedang Palembang
        5. Pengganda Berukir
        6. Pudoi
        7. Pukulan Kayu Runggam 
        8. Rencong 
        9. Skin
        10. Tameng 
        11. Tombak 
        12. Tongkat Sumam
          Senjata Tradisional menyerang se Sumatera

           
      •  Senjata Menyerang
        1.  Beladau
        2. Gala Rimbau
        3. Jenawi
        4. Keris (Tiap Daerah di Sumatera memiliki berbagai jenis Keris)
        5.  Pedang
        6. Pedang Portugis
        7. Peudeung 
        8. PeudeungTumpang Jeungki 
        9. Piso Halasan 
        10. Sondang
        11. Tologu 
        12. Tombak Berambut 
        13. Tombak Berluk
        14. Tumbuk Lado 
        15. Tombak Raja Kampar
        16. Trisula 
        17. Umban Tali
      • Senjata Upacara Adat
        1. Gambik
        2. Keris
        3. Keris Berluk
        4. Keris Tidak Berluk 
        5.  Keris kuno
        6.  Keris Terapang
        7.  Pedang Kelewang
        8. Pisau Jantan
        9.  Rambai Ayam
      •  Senjata Berubah Fungsi
        1. Mata Dabus
        2.  Serampang Trisula
        3. Slope
        4. Trisula
      • Perkembangan Senjata Tradisional
        1. Maniatur Baluse
        2. Tameng

      Puluhan Ikan Hidup di Parit Warna Warni Pekanbaru

      $
      0
      0
      Puluhan  ikan Koi  berseliweran di parit yang temboknya serta Trotoar di Sekitar parit tersebut di cat warna warni dan spontan Pemandangan unik ini menjadi viral bagi warga Kota Pekanbaru




      Trotoar dan drainase ini persis berada di depan Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru. Sekitar 30 ekor Ikan Koi ini disebar di parit tersebut, Parit ini menjadi habitat Ikan Koi dan pada parit tersebut diberi pembatas berupa jaring kecil dengan tujuan Ikan tersebut tidak berpindah ke Parit lain, Pemandangan ini menjadi viral bahkan pantauan kami disekitar Trotoar tersebut terlihat beberapa Kendaraan terparkir hanya untuk berswaphoto dan juga memberi makan ikan tersebut.


      Sayangnya air dalam parit tersebut tidak terlalu jernih sehingga keberadaan Ikan tidak terlihat begitu jelas. 

      Keberadaan Ikan dalam parit di Indonesia merupakan fenomena yang hampir ada di setiap daerah , seperti di Bandung, Banyuwangi dan Yogyakarta, namun di Riau ataupun Pekanbaru ini adalah yang pertama dan semoga Drainase lain dapat disulap menjadi tempat habitat ikan.

      Menurut Indra Agus Lukman Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau , ide parit unik ini berasal dari Gubernur Riau dan Wakil Gubernur Riau ketika mereka melihat hal demikian di Luar Kota (#)


      TUGU CERANO TALUK KUANTAN

      Ratik Togak Rokan Hulu

      $
      0
      0
      Ratik Togak yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita dahulu salah satu tujuannya adalah untuk mengagungkan Asma Allah sembari berdo’a kepada Allah SWT, memohon petunjuk, berkah serta keselamatan agar negeri kita ini senantiasa berada dalam lindunga-Nya.”. Ratib togak, Ratik Bosa, Ratik Togak, Ratib Saman, Rakib Saman dan berbagai macam nama lainnya.

      Ratik Togak di daerah Riau khususnya di Rokan Hulu sudah menjadi tradisi bahkan Rakib Togak atau Ratik Togak menjadi sebuah Tugu, tugu ini persis berada di depan Islamic Centre yang begitu megah. Ratik bermakna zikir, ratib. Ianya dilakukan oleh kaum tasawuf/ sufi untuk mencari puncak kenikmatan berzikir, dinamakan juga sebagai ratik soman (ratib tharikat Samaniah). Zikir seperti ini biasanya dilaksanakan pada penutupan khalwat 41 hari jamaah thariqat. Semacam kenduri keluar dari suluk. Ianya khusus dilakukan oleh kelompok jamaah thariqat (sufiah) dan tidak mengajak orang lain atau masyarakat umum. Sufi punya cara tersendiri dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah. Upaya mencari jalan halus menuju Allah itu ditempuh mengikuti wasilah guru Thariqat yang turun temurun. Beragam zikir dilakoni mulai dari yang seperti ini (dalam kenduri Thariqat) hingga zikir Sirr atau sampai pada Zikir Fana (tanpa gerak lisan dan tubuh). Bacaannya menurut zikir yg diajarkan Rosulullah. Tidak ada ucapan fasik dan munkar dalam zikir tersebut. Mereka juga menjaga adab serta kehalusan perasaan di hadapan Allah. Jika ingin merasakan nikmat Zikir Sufiah Thariqat Muktabaroh, harus masuk dulu jadi jamaah. Murid dibimbing oleh guru atau tuan syaikh (guru besar).


      Pada Tahun 2018 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 225 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Ratik Togak menjadi salah satu dari Warisan Budaya tersebut




      Randai Kesenian Tradisional Kuantan Singingi

      $
      0
      0
      Randai Kuantan Singingi  merupakan sebuah kesenian unik yang memperlihatkan berbagai cerita rakyat, yang dibawakan dalam sebuah pertunjukan teater seni tradisional. Kesenian ini dimainkan oleh sekelompok orang yang berjumlah sekitar 15 hingga 30 orang dalam sekali pementasan. Terdapat beberapa peran penting, seperti tokoh cerita serta peran pendukung lainnya, dalam pertunjukan kesenian yang juga dimainkan oleh mayoritas anak muda yang juga sering disebut dengan nama Randai Bujang Gadi.

       


      Kesenian ini identik dengan berbagai tingkah serta atraksi dari para pemain yang mampu mengundang gelak tawa dari para peonton yang menyaksikannya. Hal ini dikarenakan terdapat berbagai lawakan-lawakan khas dan juga unik, yang pastinya akan menjadi sajian untuk kita nikmati dalam pertunjukan kesenian Randai Kuantan. Salah satu daya tarik yang mampu mengundang kelucuan dalam kesenian ini  adalah tokoh yang diperankan  oleh laki-laki yang  berperan sebagai wanita, dan begitu juga sebaliknya para pemain wanita yang memerankan diri menjadi laki-laki.
       

      Selain di Kuantan Singingi , Randai juga ada di Sumatra barat ,jika di Sumatra Barat tarian randai dikombinasikan dengan Gerakan Silat. Menurut Budayawan Riau asal Kuantan Singingi UU Hamidy, bahwa Randai di daerah Kuansing, erat hubungannya dengan kedatangan perantau-perantau Minang. Randai mulai dikenal di perkampungan sepanjang sungai kuantan Indragiri Riau, kira-kira tahun 1937. Ketika itu keadaan ekonomi rakyat didaerah itu cukup baik. Harga getah cukup mahal, lagipula banyak petani atau peladang getah yang diberi subsidi oleh Belanda. Ekonomi yang baik ini telah mendorong datangnya perantau-perantau Minangkabau ke Kuantan Singingi.


      Pertunjukan Randai menjadi spesial bagi Orang Kuantan Singingi, terutama bagi perantauan asal kuantan Singingi, perantauan Asal Kuantan Singingi  melestarikan Randai ini di tempat ia tinggal dengan rutin menggelar pertunjukan Randai dan mereka akan mengundang sesama  Perantauan Asal Kuansing untuk menyaksikan Randai. Perantauan Asal kuansing akan mengadakan Randai jika melangsungkan pernikahan, acara khitanan, syukuran kelahiran anak, Khatam Quran dan acara lainnya.

      Pertunjukan Seni Randai menampilkan cerita yang disajikan dalam  Dialog  dan diiringi oleh Musik Calempong sambil berjoget dengan membentuk lingkaran, para penari atau Anak Randai  dengan semangat berjoget sambil berjalanan dan berkeliling membentuk lingkaran dan Induk Randai bercerita dan memimpin Jalannya Randai dan Para Penonton akan terbahak ketawa mendengar Dialog Induk randai dan Anak Randai dan tentunya Penampilan Anak Randai Laki Laki yang menjadi Wanita dengan berpakaian Wanita  dan juga Bando di kepala akan menjadi menarik perhatian penonto. Kacamata dan Syal serta peluit menjadi perlengkapan wajib dalam kesenian Randai, Anak Randai berjoget mengelilingi lingkaran sambil meniup peluit dengan membentuk irama tertentu dan menyatu dengan hentakan kaki.

      Kini Dokumentasi Kesenian randai banyak dijual dalam Bentuk Kepingan CD baik dalam bentuk MP3 maupun Video, dan CD Randai tersebut menjadi lagu Wajib di Kendaraan Roda Empat bagi Perantauan Asal kuantan Singingi, Syafri Depi Pegawai Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru perantauan Asal Desa Simandolak Benai kuansing menuturkan ia menjadikan Lagu Randai sebagai Nada Dering Handphone, menurutnya Lagu Randai dengan judul Sayang den Du menjadi favorit ia dan Keluarga.




       Susunan Acara Penampilan Randai
      1. Pembukaan
        Para pemain berbaris dua-dua lalu memasuki arena, diiringi dengan musik lagu pembuka, misalnya, “Bunga Setangkai”. Barisan ini dipandu “tukang peluit” yang meniup peluitnya sesuai irama musik. Lalu mereka berjoget mengelilingi lokasi hingga membentuk lingkaran. Jika lagu telah selesai, tukang peluit meniup peluitnya sembari memberi kode telah selesai. Barisan randai yang ada lalu meneriakkan “hep heeep ta”, kemudian jongkok ataupun duduk dengan posisi melingkar.
      2. Sambutan
        Pemandu acara meminta induk randai dan tuan rumah yang memiliki hajatan untuk menyampaikan kata sambutan. Ia juga meminta ketua randai untuk menyampaikan petatah petitihnya. Kemudian, para anak randai berdiri dan berjoget mengelilingi arena, selanjutnya mereka duduk lagi.
      3. Bercerita
        Pemandu menyampai isi cerita yang akan dimainkan, lalu anak-anak randai pun berakting sesuai dengan alur cerita yang disampaikan. Setiap adegan diawali dengan cerita dari pemandu dan ditutup dengan tarian atau joged.
      4. Istirahat
        Setelah sekitar 2 jam, biasanya permainan diistirahatkan. Waktu istirahat ini biasanya diisi dengan lelang lagu dan joged oleh para bujang gadih (pemeran laki-laki atas peran perempuan) yang disaksikan para penonton.
      5. Penutup
        Pada saat penutupan, biasanya dinyanyikan lagu “Gelang Sipaku Gelang”. Para anak randai pun berjoged mengelilingi arena sembari berjalan ke luar. 

      Kini Pertunjukan randai bukan hanya sekedar Kesenian tetapi telah menjadi Sebuah Identitas dan Jati Diri bagi Kuantan Singingi.


      Pada Tahun 2016 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 150 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Randai menjadi salah satu dari Warisan Budaya tersebut

      Pada pembukaan Festival Pacu Jalur ke-116 pada Tanggal 21 Agustus 2019   Museum Rekor Indonesia (MURI) telah menetapkan Sebuah Rekor Baru dengan Nomor Register : 9124 kepada Kabupaten Kuantan Singingi yang telah mempersembahkan tari randai yang diikuti oleh 1.574 penari dari seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi. 





      Sumber :
      • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/randai-kuantan-warisan-budaya-takbenda-indonesia-2016
      • Dialog dan Wawancara dengan Tokoh Masyarakat Kuantan Singingi
      • Youtube (Randai )



      Cegak Tarian Tradisi Pengobatan Suku Bonai

      $
      0
      0
      Cegak merupakan tarian tradisi pengobatan suku Bonai di Rokan Hulu. Penari cegak berpakakan daun pisang yang sudah kering dan muka mereka ditutup dengan kulit kayu, tarian ini diiringi musik bebano dan pembacaan mantra dan syair.


      Cegak artinya sembuh. Tari Cegak merupakan representasi dari kisah tragedi lima orang masyarakat Suku Bonai dalam menuntut ilmu kebatinan.

       
      Asal mula tarian ini dimulai oleh lima orang pemuda Suku Bonai yang sedang mempelajari ilmu kebatinan. Karena mendapat perlawanan dari para penguasa, mereka melarikan diri dan mendapati jalan buntu sehingga mereka bersembunyi di kebun pisang, kemudian memakai ilmu kebatinan yang baru dipelajari dengan cara menghilang dan menyerupai manusia dengan berpakaian daun pisang. Meskipun berhasil, akan tetapi mereka tidak bisa merubah wujud mereka kembali ke wujud asal.


      Kemudian mereka berjalan melewati sebuah keramaian, perhelatan dengan musik gondang borogong, kelima pemuda itu kemudian menari mengikuti irama gondang borogong. Pada saat musik gondang borogong berhenti, tak disangka kelima pemuda berubah normal kembali, tidak lagi terlihat mengenakan pakaian berdaun pisang dan akhirnya mereka sembuh atau disebut Cegak. Pertunjukan tari Cegak tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Suku Bonai itu sendiri, sebab menjadi salah satu unsur penting untuk eksistensi Suku Bonai, dan dipandang masyarakatnya sebagai helat yang tinggi adatnya, karena tari Cegak ini hanya ada di desa Ulak Patian dan menjadi simbol kebudayaan dari masyarakat Suku Bonai.

      Secara umum, tari Cegak adalah tarian hiburan yang ditujukan kepada penonton yang menyaksikan. Pertunjukan kesenian tari tradisional Cegak, ciri khasnya adalah penari menggunakan krisiek pisang atau daun pisang yang dikeringkan dan dijadikan kostum dalam penampilannya. Untuk kepala para penari menggunakan pelepah pinang yang sudah dibentuk menyerupai topeng. 

      Ada 12 gerakan yang ditarikan dalam pertunjukan tari Cegak yaitu:
      * Gerak silek pembuka
      * Ancang-ancang
      * Gerak Tikam Satu
      * gerak Tikam Dua
      * Gerak Tikam Tiga 
      * Gerak Tikam Empat
      * 7 Gerak Masuk Lua 
      * Gerak Masuk Dalam 
      * Gerak Guguo
      * Gerak Guguo Busamo 
      * Gerak Bangkik
      * Gerak Penutup.

      Tari Cegak menggunakan properti ambung dan kajo, diiringi oleh empat atau lima orang pemusik yang memainkan alat musik tradisional yang terdiri dari calempong, gendang, dan gong. Tari Cegak dapat ditampilkan kapan saja baik siang maupun malam hari dan dapat ditampilkan dimana saja seperti di lapangan, halaman rumah, los pasar, maupun dipanggung pertunjukan.

      Keberadaan pertunjukan Tari Cegak sangat diterima dan ditanggapi dengan baik oleh masyarakat Suku Bonai itu sendiri, masyarakat Desa Ulak Patian, masyarakat Rokan Hulu serta masyarakat luar Rokan Hulu, dan keberadaan tari Cegak tidak bertentangan jika ditinjau dari beberapa aspek yaitu aspek sejarah, aspek adat, aspek agama, aspek masyarakat, aspek pendidikan dan aspek seni pertunjukan.



      Pada Tahun 2019 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 267 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Tari Cegak menjadi salah satu dari Warisan Budaya tersebut









      Desa Meskom Mendunia Karena Zapin

      $
      0
      0

      Zapin Meskom merupakan Tari Zapin yang berada di kampung zapin yang terletak di Desa Meskom, Bengkalis. Tarian ini sudah mendapat pengakuan mata budaya Indonesia, yakni dengan meraih sertifikat Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada 2017 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).


      Sedangkan sebutan Kampung Zapin sendiri diberikan oleh Dinas Penanaman Modal Provinsi Riau dan   kemudian dibangunlah Tugu Selamat Datang di Dusun Simpang Merpati, Desa Meskom sebagai penanda keberadaan Kampung Zapin . Di Desa Meskom terdapat beberapa Sanggar Tari yang hingga kini masih melestarikan Zapin dan Sanggar inilah yang menjadi Nadi Kelestarian Zapin.


      Sastrawan Riau Jefri Al Malay menyebut dulu zapin hanya dimainkan di ceruk-ceruk kampung. Di bawah pohon rambai dan halaman rumah-rumah penduduk Kampung Meskom, Kabupaten Bengkalis. Saat itu, zapin belum menjadi karya yang ramai dibicarakan, di serata negeri. Lalu, siapa yang menyangka, hari ini, Zapin Meskom kerap ditampilkan diberbagai perhelatan seni. Bahkan telah pula dipelajari banyak pihak, baik komunitas seni, maupun kampus seni.


      Zapin adalah khazanah tarian rumpun Melayu yang menghibur sekaligus sarat pesan agama dan pendidikan. Tari ini memiliki kaidah dan aturan yang tidak boleh diubah namun dari masa ke masa namun keindahannya tak lekang begitu saja. Nikmati dendang musik dan syairnya yang legit.

      Tari zapin dikembangkan berdasarkan unsur sosial masyarakat dengan ungkapan ekspresi dan wajah batiniahnya. Tarian ini lahir di lingkungan masyarakat Melayu Riau yang sarat dengan berbagai tata nilai. Tarian indah dengan kekayaan ragam gerak ini awalnya lahir dari bentuk permainan menggunakan kaki yang dimainkan laki-laki bangsa Arab dan Persia. Dalam bahasa Arab, zapin disebut sebagai al raqh wal zafn. Tari Zapin berkembang di Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam yang dibawa pedagang Arab dari Hadramaut. 


      Zapin mempertontonkan gerak kaki cepat mengikuti hentakan pukulan pada gendang kecil yang disebut marwas. Harmoni ritmik instrumennya semakin merdu dengan alat musik petik gambus. Karena mendapat pengaruh dari Arab, tarian ini memang terasa bersifat edukatif tanpa menghilangkan sisi hiburan. Ada sisipan pesan agama dalam syair lagunya. Biasanya dalam tariannya dikisahkan keseharian hidup masyarakat melayu seperti gerak meniti batang, pinang kotai, pusar belanak dan lainnya. Anda akan melihat gerak pembuka tariannya berupa gerak membentuk huruf alif (huruf bahasa Arab) yang melambangkan keagungan Tuhan.
      Di Bengkalis dikembangkan lebih lanjut oleh Abdullah Noer asal Deli Medan sekitar tahun 1930-an yang sekaligus merupakan guru dari Muhammad Yazid bin Tomel asal Desa Meskom, Bengkalis sehingga Zapin ini lebih dikenal sebagai Zapin Meskom. Muhammad Yazid sebagai tokoh Zapin Meskom tak henti-hentinya terus berkarya dengan Zapin Meskom. Desa Meskom kini dijuluki Desa Zapin.

      Yazid pandai berzapin dari ayahnya, Tomel dan dilanjutkan dengan berguru kepada Abdullah Noer, Ares dan Cik Muhammad sekitar pertengahan tahun 1930-an. Belajar secara sembunyi-sembunyi karena Belanda melarang masyarakat untuk berkumpul atau berkerumun yang dicurigai akan memicu perlawanan terhadap Belanda. Yazid berkumpul dengan gurunya di kebun untuk belajar menari Zapin satu atau dua ragam gerak tari.

      Sekitar 1950-an, Yazid makin dikenal di Bengkalis bersama penari lainnya seperti Hasan, Harun, M. Yusuf, Hasan Matero dan M. Ali. Mereka keluar masuk kampung menari Zapin untuk meramaikan berbagai hajatan rakyat. Untuk mengembangkan Zapin Meskom, maka Yazid pada tahun 1998 mendirikan Sanggar Yarnubih yang merupakan singkatan dari nama Yazid, Nur dan Ebih. Melalui sanggar ini Yazid telah berzapin di Riau, Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Johor serta Melaka.
      Sumber :
      https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/tari-zapin-meskom-bengkalis-yang-makin-mendunia
      https://www.indonesia.travel 
      Tari Zapin : Khazanah Tarian Rumpun Melayu

      Selembayung Riau

      $
      0
      0
      Bagi Orang Luar Riau jika mereka sudah Pernah ke Riau, akan melihat sebuah keunikan di sebagian besar Arsitektur di Riau terutama di fasilitas Umum ataupun Kantor Pemerintahan, keunikan tersebut adalah Selembayung, nyaris Setiap Bangunan yang berasitektur Melayu di Riau terdapat Selembayung.
      Selembayung adalah hiasan yang terletak bersilangan pada kedua ujung perabung bangunan. Pada bangunan rumah adat melayu ini setiap pertemuan sudut atap diberi Selembayung yang bertekat dari ukiran kayu. Selembayung sering disebut juga “selo bayuang” dan “tanduk buang”. 

      Hiasan bersilangan di kedua ujung perabung bangunan ini dalam pandangan adat Melayu adalah sumber pemancar bagi aura sebuah bangunan. Diletakkan di bagian paling tinggi atau ‘tajuk rumah’ karena lambang ini sangat tinggi arti dan nilainya.
       

      Rumah Melayu Riau umumnya berukuran besar berbentuk panggung dan banyak dihiasi beragam bentuk ukiran yang dinamakan ragam hias. Ragam hias ini banyak terdapat pada pintu, jendela, ventilasi sampai ke puncak atap bangunan. Ragam hias yang dipakai pada atap bangunan ini dikenal dengan sebutan Selembayung.
       


      Menurut para Budayawan Melayu Selembayung ini mengandung beberapa makna antara lain:
      1. Tajuk bangunan, menjadi penanda identitas budaya, membangkitkan seri dan cahaya di sebuah bangunan.
      2. Pekasih bangunan, mencerminkan keserasian pada sebuah objek bangunan.
      3. Pasak atap, melambangkan hidup masyarakat Melayu yang tahu diri
      4. Tangga dewa, bagi kalangan Melayu pedalaman selembayung juga dimaknai sebagai tangga tempat turunnya para dewa, mambang, akuan, soko, keramat dan membawa keberkahan bagi kehidupan.
      5. Rumah beradat, menunjukkan bangunan bersangkutan didiami oleh seseorang yang berbangsa, menjadi balai dan tempat orang berpatut-patut.
      6. Tuah rumah, selembayung diharapkan memberi tuah pada pemilik bangunan.
      7. Lambang keperkasaan dan wibawa orang Melayu
      8. Simbol kasih sayang dengan keberagaman.

      Motif ukuran Selembayung berupa daun-daunan, bunga, burung dan lain-lain yang melambangkan perwujudan kasih sayang, tahu adat dan tahu diri. Selembayung ini untuk pemakaiannya tidak terbatas hanya pada bangunan rumah, tetapi pada pelaminan-pelaminan Melayu dipakai juga sebagai lambang/hiasan yang menunjukan bahwa pelaminan yang digunakan adalah Adat Melayu Riau. 


      Seiring waktu Selembayung digunakan dan dipatut patutkan untuk menjadi sebuah identitas Melayu terutama menjadi sebuah Ornamen di Bangunan seperti di Gapura, Fasiltas Olahraga, bahkan konyolnya di Tong Sampah yang akhirnya banyak mendapat kritikan. 


       
      Pada Tahun 2017 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 150 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Selembayung menjadi salah satu dari Warisan Budaya tersebut

      Malalak Tradisi Lisan dari Kampar Kiri

      $
      0
      0
      Malalak merupakan tradisi lisan yang bersajak prosa liris, dan berbahasaMelayu Kampar Kiri, Tradisi atau kebiasaan Malalak sangat berhubungan dengan ungkapan perasaan atau ungkapan hati seorang penutur Malalak. Malalak itu juga dapat dikatakan sebuah nyanyian ratapan atau nyanyian kesedihan atau cetusan perasaan yang menceritakan riwayat hidup seseorang yang telah meninggal atau seseorang yang dirindukan. Jadi dapat dikatakan Malalak merupakan ratapan, jerit tangis, atau senandung hati yang diuntai dalam bentuk kata-kata yang halus dan spontan, sebagai ungkapan perasaan yang sedih



      Malalak merupakan Senandung seorang wanita yangmendapat tekanan batin dari sang kekasih. Isi dan irama malalak lebihcenderung seperti ratapan dan tangisan nasib diri sendiri. Malalakberisikan luapan perasaan, gejolak jiwa dan rindu dendam seorang wanitauntuk kekasih yang telah meninggalkannya.Alat musik yang mengiringi malalak adalah rebab ditampilkan dalamsebuah pertunjukan. 

      Contoh syair Malalak:Indak dapek dondang di ayu tidak dapat dendang air Dondang di daghek’kan dendang didekatkan dilalukan juo dilewatkan juga Indak dapek di dalam dunio, tidak dapat di dalam dunia Di akhirat kan deyen tuntuik juo diakhirat akan ku tuntut juga Di dalam tanah jasad batamu di dalam tanah jasad bertemu

      Penasaran dengan Syair Malalak ? berikut Video Tradisi Lisan Malalak dari Kampar Kiri 

       

      DIORAMA TUANKU TAMBUSAI

      $
      0
      0

      Mengutip laman Wikipedia ,Diorama adalah sejenis benda miniatur tiga dimensi untuk menggambarkan suatu pemandangan atau suatu adegan. Asal usul diorama adalah dekorasi teater di Eropa dan Amerika pada abad ke-19. Pencinta miniatur sering membuat diorama untuk memamerkan model kendaraan militer, miniatur figur publik, ataupun miniatur pesawat terbang.
       Diorama pada masa modern digunakan untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya dari landskap keadaan sejarah, kejadian alam, dan keadaan kota untuk kebutuhan pendidikan atau pertunjukan. Dan salah satu contoh Diorama Modern adalah Diorama Tuanku Tambusai yang terdapat di Desa Talikumain, dan Dalu Dalu Kelurahan Tambusai Tengah Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu.
                          


      Diorama Tuanku Tambusai menggambarkan perjuangan Tuanku Tambusai dalam mengusir penjajahan belanda, sehingga para pengunjung merasakan suasana perjuangan masa lalu Tuanku Tambusai yang datang akan merasakan seperti berada pada saat masa-masa perjuangan dulu. Diorama Tuanku Tambusai syarat dengan nuansa Tempo Dulu, dimana terdapat Tulisan berejaan temp dulu dan juga tulisan arab melayu, Diorama Tuanku Tambusai menampilkan silsilah Tuanku Tambusai, bagaimana ia besar dan tumbuh, serta cerita perjuangannya melawan penjajah dan tentunya juga ditampilkan relief serta peta Benteng Tujuh Lapis.


      Terdapat Dua Diorama Tuanku Tambusai di Kecamatan Tambusai , Diorama Ini merupakan Zona Penunjang dari Revitalisasi Benteng Tujuh Lapis, dimana  dibangun sebanyak Dua Diorama yang berjarak sekitar 2km dari kawasan Benteng Tujuh Lapis , Diorama pertama berada di  tepi jalan masuk Dalu-dalu dari Kabupaten Padang Lawas Sumatera Utara, yakni di lingkungan Kubu Baling-baling Kelurahan Tambusai Tengah sedangkan Diorama berikutnya berada di Tepi Jalan Desa Talikumain jika dari arah Pasir Pengaraian.


      Kini Diorama ini menjadi tempat yang ramai dikunjungi untuk berswaphoto maupun menjadi tempat kunjungan wajib jika berkunjung ke Tambusai Rokan Hulu.


      Cara Menuju Lokasi Diorama Tuanku Tambusai
      Untuk mengunjungi lokasi Diorama Tuanku Tambusai yang berada di Kecamatan Tambusai Kabupaten  Rokan Hulu, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua. Apabila Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Pekanbaru, Anda harus menempuh perjalanan  lebih kurang sejauh dua ratus kilometer , dengan waktu tempuh normal 4 ,5 hingga 5 jam perjalanan. Perjalanan dilakukan menuju Tambusai Kabupaten Rokan Hulu dari Pekanbaru dapat dilakukan melalui  akses Jalan yaitu melewati Jalan Bangkinang serta melewati Jalan Petapahan (via Garuda Sakti Pekanbaru). Untuk memudahkan perjalanan, Anda bisa menggunakan google map yang lebih akurat untuk menemukan lokasi yang Anda cari. 
       
      Selain itu untuk memudahkan serta kenyamanan anda juga dapat menggunakan Jasa Travel Pekanbaru - Tambusai dengan Biaya Rp.120.000,- sekali Perjalanan, Alam Travel menjadi salah satu Referensi kami untuk Perjalanan Pekanbaru - Tambusai atau sebailknya Tambusai - Pekanbaru , keramahan Supir dan juga keamanan dalam mengemudi Kendaraan menjadi Ciri Khas dari Alam Travel. Untuk menikmati perjalanan bersama Alam Travel dapat menghubungi Nomor 08217228279.

      Jika ingin menginap ,tidak jauh dari Diorama terdapat sebuah Penginapan Syariah, dan Jika menginap Kita dapat berkunjung ke beberapa tempat di Kecamatan Tambusai seperti Benteng Tujuh Lapis, Gedung Lembaga Kerapatan Adat Desa Adat Luhak Tambusai, Makam Raja Qahar, serta Makam Raja Rambah yang berjarak sekitar Belasan Kilmeter yang berada di Kecamatan Rambah.

      Onduo Lagu Pengantar Tidur Anak Rokan

      $
      0
      0
      Pada Tahun 2017 Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah  menetapkan 150 karya budaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan Onduo menjadi salah satu dari Warisan Budaya Tak Benda tersebut dengan Nomor Registrasi 201700483.
      Onduo merupakan Lagu Pengantar Tidur anak anak Rokan Hulu, dulunya Para Orang Tua di Rokan belum menenal Lagu Nina Bobok, mereka menidurkan anak dengan Onduo, Masyarakat Rokan  menyebut Onduo dengan  lagu buai anak atau timang anak.

      Anak  yang dibuai dinyanyikan Onduo dengan irama yang syahdu  membuat anak - anak kecil tertidur dengan cepat dan pulas, Onduo memiliki banyak filosofi  dan syairnya berisikan nasehat, tunjuk ajar,  kerinduan ,kasih sayang, serta harapan dan doa orang tua kepada anaknya kelak.

      Dalam perkembangannya Onduo ditampilkan dalam acara mencukur rambut bayi , turun mandi, akikah, atau sebelum anak menika. Onduo berisi nasihat yang mengajarkan berbagai nilai kepada anak,seperti nilai nilai keagamaan yang terdapat dalam syair Onduo  yakni perintah salat dan puasa

      Contoh Syair Onduo :
      La ela hailla lo buyung/Tiduo tiduo lo sayang/Kayula morang la telinduong bulan/Simpa jo dahan diguyang gompo/Tiapla tahun Nobi beposan/Suruah sumayang dengan puaso/Kalau mongaji momuji Allah/bersembahyang mongampun duso


      Modernisasi menggerus keberadaan Onduo, kini Emak Emak (Ibu) membuaikan anaknya dengan lagu - lagu anak melalui smartphone dengan mendengarkan lagu yang ada di Youtube, beberapa waktu lalu Balai Bahasa Riau menyelenggarakan Kegiatan Revitalisasi Tradisi Onduo dan kegiatan Ini diikuti oleh Murid dan Guru SMP di Kabupaten Rokan Hulu dengan Tujuan Onduo dapat terjaga hingga ke generasi mendatang.


      Viewing all 270 articles
      Browse latest View live